Wednesday, February 25, 2009
Mujahid-Mujahid di Gaza
Sahabat yang dikasihi dan diberkati Allah SWT,
Silakan membaca email ini pelan-pelan hingga selesai.
Mujahid Al-Qassam "Diselamatkan" Al-Quran
Monday, 02 February 2009 07:51
www.hidayatullah. com
Peluru Israel gagal menembus jantung pejuang Al-Qassam karena terhalang mushaf Al-Quran yang selalu tersimpan di sakunya
Allah kembali menampakkan kekuasaan-Nya (ayatur-rahman) melalui sebuah kejadian ajaib. Peristiwa itu diceritakan oleh beberapa dokter Yordan yang menjadi relawan di Gaza.
Dr Hisam Az-Zighah menyatakan kesaksian dalam acara Festival Ikatan Dokter Yordan beberapa hari yang lalu. Di hadapan para wartawan, ia menunjukkan bukti berupa sebuah proyektil peluru, mushaf Al-Quran serta buku kumpulan doa-doa, Hishnul Muslim.
Cerita bermula dengan datangnya salah seorang pejuang yang menderita luka di rumah sakit As Syifa', lalu dokter tersebut melakukan pemeriksaan. Akan tetapi ketika proses pemeriksaan medis dilakukan, dokter itu dikejutkan dengan sepotong proyektil peluru yang ia temukan bersarang di saku pejuang tersebut.
Timah panas itu gagal menembus jantung pejuang itu, karena terhalang oleh sebuah buku doa dan mushaf Al-Quran yang selalu berada di saku si pejuang. Buku kumpulan doa itu berlobang, akan tetapi hanya sampul muka mushaf yang rusak, sedangkan proyektil sendiri bentuknya sudah "berantakan" .
Demikian, Allah telah menampakkan ayat-ayat-Nya, melalui para pejuang yang ikhlas dan taat. Semoga Allah selalu memberi perlindungan kepada hamba-hamba- Nya yang membela agamanya. [/www.hidayatullah. com]
Pejuang Al-Qassam, Dua Pekan Meninggal, Darah Masih Mengalir
Friday, 30 January 2009 09:39
www.hidayatullah. com
Keajaiban Gaza, jasad pejuang HAMAS mirip orang tertidur, para khatib Jumat mengisahkannya dalam khutbah-khutbah mereka
Yasir Ali Ukasyah, sengaja pergi ke Gaza, dalam rangka bergabung dengan sayap milisi pejuang HAMAS, Brigade Izzuddin Al Qassam. Ia meninggalkan Mesir, setelah gerbang Rafah, yang menghubungkan Mesir-Gaza terbuka beberapa bulan lalu.
Sebelumnya, pemuda yang gemar menghafal Al-Quran ini sempat mengikuti wisuda huffadz (menghafal) Al-Quran di Gaza, hingga ia bergabung dengan para mujahidin
dan memperoleh palatihan militer.
Sebelum masuk Gaza, di pertemuan akhir dengan salah satu sahabatnya di Rafah, ia meminta didoakan agar memperoleh kesyahidan dalam melawan Israel.
Untung tak dapat ditolak, malang tak dapat diraih. Di bumi jihad Gaza, ia telah memperoleh apa yang ia cita-citakan. Yasir syahid dalam sebuah pertempuran dengan pasukan Israel di kamp pengungsian Jabaliyah.
Karena kondisi medan, jasadnya baru bisa dievakuasi setelah dua pekan wafatnya di medan pertempuran yang populer berjuluk "pertempuran Al Furqan" tersebut.
Walau sudah lama meninggal, para pejuang yang ikut serta melakukan evakuasi menyaksikan bahwa darah segar pemuda berumur 21 tahun itu masih mengalir, dan
fisiknya tidak rusak, sehingga kondisinya mirip seperti orang yang sedang tertidur.
Sebelum syahid, para pejuang pernah menawarkan kepadanya untuk menikah dengan salah satu gadis Palestina, namun ia menolak. "Saya meninggalkan keluarga dan
tanah air dikarenakan hal yang lebih besar dari itu," jawabnya.
Kabar tentang kondisi jenazah pemuda yang memiliki kuniyah Abu Hamzah ini banyak tersebar di forum-forum internet di Palestina, bahkan para khatib juga
menjadikannya sebagai bahan khutbah Jumat mereka atas tanda-tanda keajaiban perang Gaza. [tho/multaqalqasami /hidayatullaah. com]
Keajaiban Syuhada Gaza
Oleh: Ulis Tofa, Lc
www.dakwatuna. com - 2/2/2009 | 04 Safar 1430 H
Setiap peristiwa, besar atau kecil skalanya, pasti ada hikmah dibaliknya, ada pelajaran, ada "Kemauan" Dzat Pengatur kehidupan, Allahu Rabbul Izzah. Setiap muslim hendaknya mencermati, mengambil pelajaran sekaligus dijadikan sebagai penguat dalam menjalani kehidupan. Peristiwa yang terjadi di Gaza juga demikian. Banyak ayat-ayat Allah terbukti. Banyak mukjizat Allah turun. Banyak keajaiban-keajaiban Allah terjadi. Itu yang dialami oleh pejuang Palestina, para syuhada Gaza. berikut data-datanya:
Dr. Muawiyah Hassanein, Direktur Ambulan Darurat dan Departemen Kesehatan di Gaza menceritakan:
"Para syuhada yang meninggal berhari-hari dan berminggu-minggu masih menorehkan darah segar dari tubuhnya. Kami dan semua orang di sini sangat terkejut."
Syahid 'Iyan berkata: "Saya menyaksikan orang yang gugur syahid tersenyum, meskipun kondisi tubuhnya hancur, lagi juga darahnya masih segar."
Seorang dokter yang bertugas di Gaza sedang menerima korban dari salah satu pasukan Al Qassam, ia terkena peluru di dadanya. Sang mujahid ini tidak lupa menaruh mushhaf Al Qur'an dan buku wirid harian di sakunya. Ia selamat karena peluru terpental dan Al Qur'an pun masih utuh. Sekarang ia sudah sembuh, wal hamdulillah.
Abu Qudamah, salah seorang komandan lapangan Hamas di wilayah Timur Az Zaitun, Kota Gaza bercerita:
"Saya dan beberapa pejuang sedang menunggu kesempatan untuk menyerang tank-tank Israel. Kami berdoa agar Allah menurunkan tentara-Nya dari langit membantu kami. Seketika tanpa ada pendahuluan turunlah awan tebal menyelimuti wilayah kami. Kami masuk di antara puluhan tank-tank itu tanpa diketahui oleh musuh dan tidak bisa dilacak oleh pesawat-pesawat pengintai yang lalu-lalang di udara. Kami mampu meledakkan tangki tank-tank itu, 5 tentara Israel tewas dan puluhan luka-luka."
Ketika pesawat-pesawat Israel membombardir di salah satu kota Gaza, turunlah hujan lebat di wilayah itu saja, tidak dilainnya, yang menyebabkan pesawat-pesawat itu mengalami kendala terbang berjam-jam dan tidak bisa melanjutkan pembombardirannya.
Dua orang dokter berkebangsaan Yordania bertugas di Gaza sedang bercakap dengan sekelompok mujahidin:
"Kami sedang mengawasi gerak-gerik tentara Israel dari lantai dua, mereka ingin masuk ke dalam. Karena salah seorang mujahidin dari kami telah memasang ranjau di pintu masuk, meledakkalah ranjau itu bersamaan tewasnya tentara Israel. Mendengar serangan itu, tentara Israel yang lain mengepung bangunan kami, terjadilah pertempuran sengit sampai jam dua pagi. Jam dua kami ketiduran sampai jam lima pagi. Kami bangun untuk melihat situasi, ternyata tentara Israel telah hengkang."
Syaikh Abu Bilal di perkemahan Rafah berkata:
"Kamu jangan mengira bahwa orang yang gugur di jalan Allah itu mati, mereka bahkan hidup, tapi kamu tidak mengetahui." Al Baqarah:154. Mereka para syuhada diposisikan setelah derajat orang-orang yang benar imannya dan sebelum orang-orang shaleh di dalam Al Qur'an. Allah swt. berfirman:
"Barangsiapa menta'ati Allah, dan Rasul, mereka bersama orang-orang yang Allah beri nikmat kepada mereka, di antara mereka para nabi-nabi, shiddiqin, syuhada, dan shalihin. Merekalah sebaik-baik teman." An Nisa':69-70. Beliau menambahkan bahwa "Jasad para syuhada masih segar, karena ruh mereka layaknya memakan buah di syurga, ini juga yang menyebabkan semerbaknya bau wangi misk. Darah masih segar, janggut tumbuh. Sebagian syuhada yang dua tahun lamanya, atau berpuluh tahun bahkan beradab-abad tidak rusak jasadnya dan tidak dimakan oleh mikrobat dan cacing tanah."
Wangi semerbak minyak kesturi juga keluar dari jasad prajurit Al Qassam, Muhammad Abu Sya'r. Dia termasuk bagian korban serangan bom pesawat Israel. Bau harum itu tercium oleh orang yang menemukannya, kabar kesyahidannya tersebar ke pelosok masjid. Para pemuda masjid berbondong melihatnya. Mereka bertahmid, bertahlil dan bertakbir mengangungkan Asma Allah atas keajaiban para syuhada.
Tenaga medis menceritakan, kami berangkat untuk menolong orang yang luka-luka di sebelah Utara Gaza, ketika itu tentara Israel menembaki sekeliling kaki kami. Kami katakan: "Kenapa kalian melakukan ini, kami bukan tentara, kami tidak bawa senjata apalagi bom." Salah seorang tentara Israel berteriak: "Kalian orang Arab, kalian memakai pakaian putih, kalian malaikat, kalian berperang bersama Hamas."
Salah seorang tentara Israel sedang diwawancarai oleh media Israel, ia mengatakan kehilangan penglihatannya gara-gara melihat seorang pemuda yang memakai baju putih, melemparinya dengan segenggam debu, seketika itu saya buta.
Tentara yang lain menceritakan, bahwa pejuang perlawanan memancing mereka dalam banyak pertempuran laksana memancing ayam dan itik.
Pengakuan tentara Israel yang lain, ia melihat banyak tentara Israel terluka dan ditembaki dari arah kanan dan kiri, namun tidak ditemukan dan tidak diketahui dari mana tembakan itu berasal.
Sejumlah wartawan yang meliput perang di Gaza menceritakan, kami bersembunyi dari bombardir. Ketika situasi reda, kami dikejutkan oleh seorang yang keluar dari puing-puing reruntuhan bangunan sembari membawa roket, ia salah satu mujahidin pelontar roket yang menghadang kekuatan penjajah. Ia hadir dan menyelinap sekejap, laksana ditelan bumi. (it/ut)
Senyum Syuhada Ghaza: Bukti Mukjizat Alquran dan Sunnah
Senin, 02/02/2009 12:48 WIB
www.eramuslim. com
Renungan kita kali ini ialah tentang detik-detik kehidupan pertama syahid dan detik-detik terakhir terakhir kehidupan mujahid.. Itulah detik-detik yang dihindari banyak orang dan dicemaskan para pahlawan dunia. Itulah detik-detik di mana seseorang meninggalkan kehidupannya dan mimpi-mimpinya. Kehidupan itu tiba-tiba terputus dan ia pun berada di dunia lain yang belum pernah disaksikannya dan belum pernah diketahuinya kecuali melalui berita saja.
Detik-detik tersebut adalah detik-detik pertama orang yang mati syahid. Itulah detik-detik permulaan dan di hadapan pintu Barzakh. Permulaan ia meninggalkan dunia menuju akhirat. Akhir keberadaannya sebagai seorang muslim yang hidup menuju permulaan kehidupan syahadah yang abadi..
Detik-detik mengagumkan dalam kamus seseorang. Detik-detik yang tidak dipahami oleh sembarang manusia. Itulah detik-detik yang tidak ingin digapai kecuali oleh orang-orang beriman. Detik-detik yang tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata..
Detik-detik kedatangan dan kepergian yang menyatu. Detik-detik akal seorang Mukmin menyikapinya dengan bingung: apakah harus didoakan dapat keberkahan atau disedihkan… Apakah diberi ucapan selamat atau belasungkawa…Apakah harus menangisinya atau berbahagia.. Kesedihan atau kebahagiaan dan pelukan…
Bagaimana kondisi detik-detik tersebut? Tuhan Pemilik Kemuliaan 'tertawa' kepadanya! Betapa mulia dan berwibawanya situasi dan kondisi itu… Masih adakah yang lain setelah itu, wahai syahid?
Seorang yang tepercaya bercerita: Kami diberitahu oleh seorang komandan jihad, "Kami bersama beberapa ikhwan berada di medan tempur. Lalu, tiba-tiba seorang ikhwan berteriak kepada kami, "Surga! Lihatlah, itu surga!" Ia menunjukkan tangannya ke depan, dan tidak berselang lama peluru meleset dan mengenai kepalanya, lalu ia pun tersungkur mati. Semoga Allah merahmatinya! "
"Sesungguhnya orang yang mati syahid itu memiliki beberapa tanda..(Di antaranya adalah) Ia melihat tempat tinggalnya di surga.." (HR Tirmidzi, Shahih).
Allah tersenyum kepadanya dan memperlihatkan surga kepadanya! Alangkah besar karunia itu! Adakah harapan yang lebih besar dari itu wahai syahid?
Banyak pahlawan meninggalkan medan perang karena menyangka peluru yang bersarang di badan itu mengakibatkan penderitaan. Tetapi, orang mukmin maju terus karena ia tahu keadaan yang sebenarnya. "Tidaklah orang yang mati syahid itu merasakan sakit saat terbunuh melainkan seperti salah seorang dari kalian merasakan cubitan." (HR Ahmad, Tirmidzi, dan Nasa'i dengan sanad yang baik).
Allah 'tersenyum' kepadanya dan menunjukkan tempatnya di surga dan ia pun tidak mengeluh saat mati! Betapa mulianya engkau di mata Allah.. Lalu, apalagi setelah itu wahai syahid?
Orang mukmin itu takut berbuat dosa dan berharap taubat sebelum mati. Rasulullah bersabda, "Dan orang mukmin yang membersihkan dirinya dari berbagai dosa dan kesalahan, ia berjihad di jalan Allah dengan jiwa dan hartanya hingga ketika ia berhadapan dengan musuh, maka ia bertempur hingga terbunuh. Itulah kain seka yang menghapus dosa-dosa dan kesalahan-kesalahan nya. Sesungguhnya pedang adalah penghapus dosa." (al-Musnad dan Shahih Ibni Hibban).
Apakah Anda takut dosa? "Sesungguhnya orang yang syahid itu memiliki keistimewaan di sisi Allah: dosanya diampuni sejak tetesan darahnya yang pertama." (HR Ahmad, shahih menurut Tirmidzi).
"Allah 'tertawa' kepadanya, memperlihatkan tempatnya di surga, ia pun tidak mengaduh pada detik-detik kematian, dan dosa-dosanya dihapus, kecuali hutang." (Shahih Muslim)
Betapa agungnya mati syahid di jalan Allah. Apakah engkau puas, wahai syahid?
Manusia di dalam kubur menghadapi ujian, sementara teman kita (syahid) bergembira ria di dalamnya. Imam Nasa'i dan perawi lain menceritakan seseorang yang bertanya, "Ya Rasulullah, mengapa orang-orang mukmin menghadapi ujian kecuali syahid?" Nabi saw pun menjawab, "Kilau pedang di atas kepalanya itu sudah cukup menjadi fitnah (ujian) baginya."
Allah 'tertawa' kepadanya sambil memperlihatkan tempatnya di surga sebelum merasakan kematian. Ia sedikitpun tidak merasakan sakitnya kematian… Dosa-dosanya dihapus sejak tetesan darahnya yang pertama. Ia terjaga dari siksa kubur…
Semua ini terjadi dalam waktu yang singkat di mana semua orang takut menghadapinya. Itulah detik-detik ujian… Waktu yang amat singkat yang dilalui orang mukmin yang tangguh saat ia melihat darahnya lalu sekejap sesudahnya ia melihat hasil jerih payahnya.
Belum kering tanah dari darah syahid, hingga kedua istrinya (bidadari) menjemputnya. Keduanya bak burung yang mengepakkan sayapnya. Keduanya lalu mendarat ke tanah. Dan di tangan masing-masing bidadari itu ada perhiasan yang lebih baik daripada dunia dan seisinya." (HR Ahmad)
Tidakkah dua bidadari cukup bagimu wahai sang syahid? Apakah engkau mengharapkan kemuliaan yang lebih besar? Demi Allah, engkau mendapat apa yang kauinginkan. Dari Jabir bin Abdullah, ia berkata: Ayahku dibawa kepadaa Rasulullah saw sedangkan tubuhnya sudah terpotong-potong. Lalu diletakkan di hadapan Rasul saw. Aku bermaksud membuka penutup wajahnya, lalu kaumku melarangku. Lalu terdengarlah suara wanita yang berteriak. Dia adalah putri 'Amr—konon saudari 'Amr. Rasulpun bersabda: "Mengapa kamu menangis—atau: janganlah kamu menangis! Karena para malaikat senantiasa menaunginya dengan sayap-sayapnya! " (HR Bukhari)
Alangkah agungnya seorang yang syahid… Di akhirat ia memperoleh kebesaran luar biasa. Dia tidak meninggalkan dunia ini kecuali dengan barisan yang mulia. Manusia menangis, sedangkan syahid tertawa… Orang-orang ketakutan, sementara syahid di surga hidup nikmat. Delegasinya mulia dan uruannya amat besar. Dia hadir ke dunia sebagaimana manusia lainnya.. Sedangkan keluarnya dari dunia ini membuat nafas ini terhenti.. Ah.. Alangkah indahnya mati syahid… Siapa yang meraihnya berarti ia meraih surga dan siapa yang lari darinya maka pasti ia mengalami kekurangan… Kita berlindung pada Allah dari kerugian…..
Semua manusia mati, tetapi syahid tidak mati..Semua manusia menangis, tetapi syahid tersenyum… Ia mendekap kematian dengan dada yang dipenuhi pancaran iman dan mengobarkan kerinduan akan pertemuan dengan bidadari-bidadari nan cantik bak permata yaqut dan marjan.
وَلاَ تَحْسَبَنَّ الَّذِينَ قُتِلُواْ فِي سَبِيلِ اللّهِ أَمْوَاتًا بَلْ أَحْيَاء عِندَ رَبِّهِمْ يُرْزَقُونَ ﴿١٦٩
فَرِحِينَ بِمَا آتَاهُمُ اللّهُ مِن فَضْلِهِ وَيَسْتَبْشِرُونَ بِالَّذِينَ لَمْ يَلْحَقُواْ بِهِم مِّنْ خَلْفِهِمْ أَلاَّ خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلاَ هُمْ يَحْزَنُونَ ﴿١٧٠
يَسْتَبْشِرُونَ بِنِعْمَةٍ مِّنَ اللّهِ وَفَضْلٍ وَأَنَّ اللّهَ لاَ يُضِيعُ أَجْرَ الْمُؤْمِنِينَ ﴿١٧١
الَّذِينَ اسْتَجَابُواْ لِلّهِ وَالرَّسُولِ مِن بَعْدِ مَآ أَصَابَهُمُ الْقَرْحُ لِلَّذِينَ أَحْسَنُواْ مِنْهُمْ وَاتَّقَواْ أَجْرٌ عَظِيمٌ ﴿١٧٢
الَّذِينَ قَالَ لَهُمُ النَّاسُ إِنَّ النَّاسَ قَدْ جَمَعُواْ لَكُمْ فَاخْشَوْهُمْ فَزَادَهُمْ إِيمَاناً وَقَالُواْ حَسْبُنَا اللّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ ﴿١٧٣
"Dan janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup di sisi Tuhannya dengan mendapat rezki. Mereka dalam keadaan gembira disebabkan karunia Allah yang diberikan-Nya kepada mereka, dan mereka mendapar kabar gembira terhadap orang-orang yang masih tinggal di belakang yang belum menyusul mereka, bahwa tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.
"Mereka bergirang hati dengan nikmat dan karunia yang besar dari Allah, dan bahwa Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang beriman. (Yaitu) orang-orang yang menyambut perintah Allah dan Rasul-Nya sesudah mereka mendapat luka (dalam peperangan Uhud). Bagi orang-orang yang berbuat kebaikan di antara mereka dan yang bertakwa ada pahala yang besar. (Yaitu) orang-orang (yang menaati Allah dan Rasul) yang kepada mereka ada orang-orang yang mengatakan: "Sesungguhnya manusia telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kepada mereka", maka perkataan itu menambah keimanan mereka dan mereka menjawab: "Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung." (Ali Imran: 169-173)
Saturday, February 7, 2009
SAJAK: Kampong bahari
| ||||||
mauyahi hayam
mauyahi hayam
GARBUS, Tulamak wan Tuhirang kahiranan malihat si Palui datang
bapuntalan tapih di pinggang sambil hingak-hingak kauyuhan.
"Uii kakawalan," ujar Palui. "Jangan kada ingat malam kaina datang
ka rumah lah. Aku kana giliran arisan yasinan," ujar Palui bakakajutan.
"Kanapa Lui pina bahingal, apakah ikam kauyuhan manggani'i bini gasan
malam kaina ujar Garbus.
"Aku kauyuhan kada karna manggani'i bini tapi kauyuhan karna aku
handak manangkap hayam kada sing dapatan. Ujar biniku baiknya malam
ini makanannya sup hayam haja. Tapi aku sudah batuhuk manyasahinya
tatap kada dapat jua, rupanya tamasuk hayam liar karna saban malam
guringnya kada di kandang tapi di puhun nangka," ujar Palui.
"Gampang Lui, ujar urang bahari kalu handak manangkap hayam supaya
diunjai wan bawang habang bakuyak, lalu imbah mancium inya langsung
mauk," ujar Tulamak manyaranakan.
"Sudah jua kucubai bapuluh-puluh bigi bawang habang tapi kada kawa
manangkapnya, bahkan hayamnya makin liar," sahut Palui.
"Aku ada pandapat ujar," Garbus handak manggawi Palui. "Kalu nang
nyaman manangkap hayam jangan wan bawang tapi wan uyah. Ikam sadiakan
uyah saganggam lalu langsung ikam andaki uyah itu di kapalanya, imbah itu
langsung haja tangkap batisnya," ujar Garbus.
"Ooooo..... jadi hayam itu diuyahi sabalum disumbalih," ujar Palui kada hakun
kalah sambil tatawa lalu langsung bulik handak manggawi apa nang
disaranakan Garbus.
Kada lawas datang pulang Palui ka warung, muhanya pucat hinaknya
makin hingal-hingal pina handak siup kauyuhan.
" Kanapa Lui, sudah dapatlah hayamnya?" ujar Garbus.
"Sudah jua kucuba, uyahnya kada cuma saganggam tapi bakilu- kilu kada
kawa jua manjujup apalagi manangkapnya," sahut Palui.
"Waahhhh...... ikam digawi bubuhannya Lui ai ujar Tulamak, biar sabakul
uyahnya ikam hawarakan ka hayam kada cagar kawa manangkapnya.Karna
amun ikam kawa ma-andak uyah di kapala hayam ba-arti ikam kawa
manangkapnya ujar Tulamak.
"Umai lah....aku digawinya!" ujar Palui bamamai. "Talanjur purun kakawalan,
kawan sudah sakit tambah disakiti," ujarnya. "Kaina ada haja balasannya
hari kiamat," ujar Palui mahalunyur bulik kada saling padahan
Bangaran Rusia
Bangaran Rusia
BINI Palui lagi hamil tuha. Jadi ujar bidan kakira kurang labih saminggu
lagi hanyar anaknya nang dalam parut itu lahir. Salain abut basasiap biaya
wan parlangkapan bayi, Palui manyiapakan jua ngaran gasan anaknya itu.
Rupanya sual ngaran inilah nang tuhuk dipikirakan Palui, karna baluman
jua inya tadapat ngaran nang pas gasan anaknya itu.
"Napa Lui nang dipikirakan maka pina pusang banar?" ujar Garbus manakuni Palui.
"Anu Bus ai, aku kabingungan saurang mamilihakan ngaran nang cucuk
gasan anakku nang handak lahir ini," ujar Palui
"Ikam sudah lah batakun wan abah atawa mintuha ikam atawa batakun
wan tuan guru?" ujar Garbus.
"Ada ai, cuma makin camuh haja, karna mintuhaku itu bakahandak supaya
ada tabuat ngaran Jawa, mantang-mantang sidin urang Solo. Sadang abahku
bakaras harus ada tabuat ngaran Banjar," ujar Palui pulang.
Saminggu imbah bapandiran itu ahirnya anak Palui lahir jua. Hi mung banar
inya karna anaknya itu bibinian, sasuai wan kahandaknya handak baisian
anak bibinian. Kada lawas lalu inya basaruan urang kampung handak
manasmiahi salajur ba-akiqah anaknya itu.
"Lui... ujar tuan guru, tulung tulisakan di kartas siapa ngaran anak ikam
itu," ujar Garbus mambisiki Palui.
"Ada Bus ai, sudah aku siapakan matan tadi dan aku tulis wan hurup
ganal-ganal sakira kawa dibaca sidin," ujar Palui sambil manjulung
carikan kartas ka anu Garbus.
"Lui.. Lui... Bujur haja kah ngaran nang ikam tulis ini?" ujar Garbus
manakuni.
"Bujur haja bus ai, kanapa garang, apakah ada nang tasalah
wan ngaran anakku itu?" ujar palui.
"Bujur hajakah ngaran anak ikam ini `Aluh Pitunov'. Asa kada biasa
didangar, nangkaya ngaran urang Rusia haja," ujar Garbus pulang.
"Bujur haja Bus ai. Anakku itu aku bari ngaran Aluh Pitunov, aku rasa
itulah ngaran nang paling baik wan paling mawakili kahandak
samunyaan urang," ujar Palui lihum.
"Napa maknanya Lui, maka dibari ngaran urang Rusia. Apakah kadada
lagi ngaran nang lain nang labih bagus?" ujar garbus.
"Maknanya kadada Bus ai, tapi ngaran anakku ini sasuai wan kahandak
aku, abahku wan mintuhaku nang urang jawa itu," ujar Palui baalasan.
"Ngaran Aluh itu adalah ngaran bibinian urang Banjar, sasuai haja wan
kahandak abahku. Karna anakku itu lahir tanggal tujuh November maka
aku ubah tujuhnya ka bahasa Jawa manjadi `pitu' baarti sasuai wan kahandak
mintuhaku. Sadang Novembernya aku singkat haja. Makanya ngarannya
manjadi Pitunov alias Aluh nang lahir tanggal tujuh November," ujar palui
mangalakak mamacahakan rahasia ngaran anaknya itu.
Wednesday, February 4, 2009
Taubat kita
Sunday, February 1, 2009
Minyak Lamak
| ||||